JAKARTA, Anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triyana menyoroti masih tingginya angka anak tidak sekolah (ATS) di Indonesia yang mencapai 4.149.742 anak per 6 November 2025, berdasarkan data Pusdatin Kemendikdasmen.
Menurut Bonnie, persoalan nasional tersebut tercermin jelas di daerah pemilihannya, Kabupaten Pandeglang, Banten.
“Di dapil saya, Pandeglang, terdapat 7.193 anak yang tidak melanjutkan pendidikan. Ini terdiri dari 2.955 siswa SMA putus sekolah, 3.007 anak berhenti di jenjang SMP, dan 1.231 anak hanya menamatkan SD,” ujar Bonnie dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI bersama Mendikdasmen di Gedung DPR RI, Rabu (26/11).
Bonnie menilai kondisi ini mencerminkan krisis pendidikan secara nasional. Dari total 4,1 juta ATS, sebanyak 1.061.041 anak putus sekolah (25,57%), 1.119.743 anak lulus namun tidak melanjutkan (26,98%), serta 1.968.958 anak (47,45%) belum pernah mengenyam pendidikan formal.
Wakil Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan ini mengingatkan kembali semangat Bung Karno yang menegaskan pendidikan sebagai hak fundamental seluruh rakyat.
“Semangat Bung Karno jelas: pendidikan harus dinikmati seluruh rakyat tanpa diskriminasi. Hari ini justru masih banyak anak kehilangan hak dasar itu,” katanya.
Bonnie meminta pemerintah memperkuat kebijakan afirmatif seperti beasiswa dan subsidi pendidikan bagi kelompok rentan.
“Angka ini bukan sekadar statistik. Ini masa depan bangsa yang sedang terancam. Pendidikan tidak boleh menjadi kemewahan,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan negara memiliki kewajiban konstitusional untuk memastikan akses pendidikan yang adil dan merata bagi seluruh anak Indonesia.
“Kalau negara abai hari ini, kita sedang menyiapkan krisis masa depan. Pendidikan bukan belas kasihan, melainkan tanggung jawab negara,” pungkas Bonnie.






