JAKARTA, Bakal calon gubernur dan wakil gubernur (Bacagub-Bacawagub) Jakarta, Pramono Anung dan Rano Karno, bertemu dengan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, saat Car Free Day (CFD) di kawasan Senayan, Jakarta Pusat. Pertemuan yang tak terduga itu diabadikan dalam sebuah foto bersama yang kemudian memicu spekulasi tentang dukungan Anies terhadap pasangan tersebut.
Rano Karno menilai kesediaan Anies untuk berfoto bersama merupakan sinyal positif adanya dukungan, meskipun belum secara resmi dinyatakan. “Kemarin ada rezeki anak saleh. Ketemu Bang Anies di CFD. Foto lah kita bertiga. Ya sudah, saya nggak usah kasih tahu maksudnya apa. Kalau orang mau foto, pasti ada niat. Kalau Bang Anies nggak mau (dukung), nggak mau dong dia foto. Cuma memang tidak deklarasi lah,” ujar Rano kepada wartawan di Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (7/9/2024).
Rano mengakui bahwa Anies Baswedan memiliki basis massa yang kuat di Jakarta. Oleh karena itu, ia mengajak Anies untuk memberikan kontribusi dalam bentuk ide dan konsep pembangunan yang dapat diteruskan oleh pasangan Pramono-Rano. “Kita paham, Bang Anies adalah orang yang punya posisi cukup besar. Makanya itu kita bilang, ‘Bang, ayo bantu kita’. Bantu itu bukan berarti fisik, idenya apa Bang? Abang kan punya konsep, apa yang belum selesai? Ayo, sekarang ini mungkin, secara nyata kan Bang Anies belum bisa ikut. Apa Bang yang bisa kita teruskan? Itu saja,” ungkap Rano.
Selain menggalang dukungan dari tokoh-tokoh penting, Rano Karno juga menekankan pentingnya strategi pemetaan wilayah dalam upaya pemenangan Pilkada Jakarta. Ia telah meminta anggota legislatif Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di tingkat DPR RI dan DPRD DKI Jakarta untuk memberikan data dan analisis mengenai daerah-daerah yang perlu mendapat perhatian khusus.
“Saya mohon kepada seluruh anggota DPR RI yang dapil Jakarta, rekan-rekan DPRD, untuk memberikan kita mapping, di mana wilayah yang harus didatangi, di mana kita sudah kuat atau lemah,” tutur Rano. “Artinya itu menjadi fokus. Ini waktu nggak lama, 2 bulan, kita ini bukan kampanye, kita sosialisasi. Nggak apa-apa, belum kampanye, kita tidak mengajak. Kita belum ada nomor urut. Nah, ini memang kunjungan saja,” tambahnya.
Dialog dengan Warga Kapuk
Dalam rangkaian kegiatannya, Rano Karno berkunjung ke Aula RT 17 RW 13, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, didampingi anggota DPR RI Fraksi PDIP, Charles Honoris, pada Sabtu (7/9/2024). Kunjungan ini dimanfaatkan untuk berdialog langsung dengan warga yang menyampaikan berbagai keluhan.
Salah satu warga, Laminem, mengeluhkan kualitas air PAM yang sering berbau tidak sedap. “Saya mengusulkan Pak, di RT 17 ini air PAM-nya sering bau. Saya minta tolong, air PAM itu kan untuk mencuci, kadang untuk masak juga ya Pak. Itu saja Pak satu usulan saya, terima kasih ya Pak, selamat, saya doakan berhasil,” ucap Laminem kepada Rano.
Warga lainnya, Purnama, menyampaikan permasalahan mengenai sertifikat tanah yang belum diterimanya meski sudah diurus sejak era Gubernur Joko Widodo. “Saya di sini mulai tahun 2000. Ini dari periode Pak Jokowi sampai periode sekarang, mungkin sudah tiga periode. Di sini ada pengurusan sertifikat tanah, tapi sebagian keluar, sebagian lagi nggak keluar. Itu yang saya pertanyakan. Jadi sudah beberapa kali kami urus, tetap belum berhasil, tapi tetangga keluar, kita kok nggak ya,” keluh Purnama.
Ia berharap pemerintah dapat segera menyelesaikan permasalahan tersebut. “Mohon ya Bapak calon gubernur, gimana sebetulnya persoalannya. Pemerintah ini kan wakil dari Tuhan. Bapak-bapak semua kan bisa melaksanakan, menyelesaikan masalahnya,” tambahnya.
Menanggapi keluhan warga, Rano Karno berjanji akan mencatat dan menindaklanjuti permasalahan yang disampaikan. Mengenai kualitas air PAM, ia menjelaskan bahwa permasalahan tersebut tidak hanya terjadi di wilayah Kapuk, tetapi juga di daerah lain akibat kemarau panjang yang mempengaruhi sumber air.
“Saya tanya sama Pak RT ini, masalah ini bukan hanya di sini saja. Satu, sumber air memang lagi masalah, kenapa? Kemarau panjang. Ini masih bagus, maaf masih keluar air. Kota Tangerang nggak keluar air sama sekali padahal Kali Cisadane di situ,” jelas Rano.
Ia juga menyinggung kapasitas Pramono Anung dalam perencanaan kota sebagai alasan mengapa masyarakat perlu mendukung pasangan mereka. “Makanya itu kenapa Pak Pramono Anung disuruh jadi gubernur. Dia tahu tentang perencanaan kota, itu yang pertama,” lanjutnya.
Terkait masalah sertifikat tanah, Rano menyatakan akan memperjuangkannya jika terpilih nanti. “Yang kedua, masalah sertifikat tanah ya Bu, insyaallah kita akan catat semua ini. Itu tugas pemerintah. Makanya tugas pemerintah, tugas dari PDIP, dari Ibu Megawati bilang, turun ke bawah, dengar masalah rakyat, dengar, bantu mereka. Saya nggak berani janji, tapi kalau saya jadi wakil gubernur akan saya sempurnakan hidup Ibu,” ujarnya.
Dengan waktu yang tersisa sekitar dua bulan sebelum Pilkada, Rano Karno menekankan pentingnya sosialisasi dan pendekatan personal kepada masyarakat. Ia menyadari bahwa masa kampanye belum dimulai secara resmi, namun kunjungan-kunjungan seperti ini dianggap penting untuk mengenalkan visi dan misi mereka.
“Kita ini bukan kampanye, kita sosialisasi. Nggak apa-apa, belum kampanye, kita tidak mengajak. Kita belum ada nomor urut. Nah, ini memang kunjungan saja,” tegas Rano.