JAKARTA, Adidas melarang suporter Timnas Jerman untuk memesan jersey terbaru dengan nomor 44. Hal ini disebabkan desain angka itu menyerupai lambang Schutzstaffel, unit elite Nazi yang didirikan diktator Adolf Hitler.
Dilaporkan BBC, langkah itu diambil usai merebaknya contoh desain jersey Jerman jika dipasangi nomor punggung 44. Jika dilihat kembali, ada kemiripan dengan logo SS yang memakai huruf Rune, sehingga mirip dengan dua simbol petir.
Juru bicara Adidas Oliver Bruggen mengatakan nomor punggung yang mirip dengan simbol SS bukanlah hal yang disengaja. Isu ini pertama kali diangkat oleh sejarawan Michael Konig, yang menyebut desain itu “patut dipertanyakan.”
“Kami sebagai perusahaan berkomitmen untuk menentang xenofobia, anti-semitisme, kekerasan, dan kebencian dalam segala bentuk,” ujar Bruggen.
Federasi Sepakbola Jerman (DFB) dalam pernyataan resmi mengatakan desain angka untuk jersey baru Die Mannschaft sudah ditinjau oleh UEFA dan dalam prosesnya tak ada satupun pihak yang terlibat yang menilai adanya kemiripan antara angka 44 dengan simbol SS Nazi.
Meski begitu, DFB juga mengatakan mereka akan membuat desain alternatif untuk angka 4 di jersey Jerman untuk Piala Eropa 2024 tersebut.
Tim asuhan Julian Nagelsmann diketahui tak akan memakai nomor 44 di Euro nanti, sebab hanya 23 pemain yang dipanggil ke dalam skuad. Namun DFB berusaha mencegah adanya pihak-pihak tertentu yang iseng memesan jersey nomor tersebut di toko resmi Adidas.
SS sendiri merupakan salah satu unit yang dinilai bertanggung jawab terhadap kejahatan perang yang dilakukan Nazi selama Perang Dunia II. Pada 2020, unit ini awalnya dibentuk pada 1925 sebagai pengawal pribadi Hitler.
Namun seiring meluasnya gerakan Nazi, personelnya pun bertambah banyak. Pada suatu waktu, anggotanya mampu menembus lebih dari 50 ribu orang. Unit ini bubar seiring jatuhnya rezim Hitler dan dinyatakan sebagai organisasi kriminal pada 1946.
Adidas merupakan apparel lokal Jerman yang telah memproduksi seragam timnas sejak 1950-an, namun mulai 2027 DFB akan beralih ke Nike demi meningkatkan nilai kerja sama. Hal ini dikritik Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck sebagai sikap kurangnya patriotisme.