Annisa Pohan: Perempuan Harus Berani “Take a Side dan Take a Seat” di Politik!

Ketua Umum Srikandi Demokrat Annisa Pohan Yudhoyono saat berpidato di Seminar Perempuan dan Politik yang diadakan oleh Perempuan Demokrat Republik Indonesia (PDRI), di Senayan, Jakarta, Kamis (18/7)/Ist

JAKARTA, Ketua Umum Srikandi Demokrat Annisa Pohan Yudhoyono menegaskan pentingnya keterwakilan perempuan dalam politik saat menghadiri Seminar Perempuan dan Politik yang diadakan oleh Perempuan Demokrat Republik Indonesia (PDRI) di Senayan, Jakarta, Kamis (18/7/2024).

“Tema seminar kali ini sangat penting dan relevan bagi kita semua. Bagi Partai Demokrat yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan prinsip dasar demokrasi, keterwakilan perempuan merupakan keharusan. Ini mencerminkan komitmen partai untuk memastikan setiap suara, termasuk suara perempuan, dihargai dan didengar,” ujar Annisa dalam sambutannya.

Read More

Annisa menyatakan bahwa demokrasi sejati membutuhkan partisipasi penuh dan inklusif dari seluruh masyarakat. “Dengan memastikan keterwakilan perempuan dalam politik, partai dapat membantu mengurangi ketidakadilan struktural dan diskriminasi yang telah lama menghambat kemajuan perempuan,” lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut, Annisa yang mengenakan baju batik bernuansa biru ini, juga menekankan pentingnya konsep keterwakilan, “number counts,” dan “politics of presence.” Menurutnya, keterwakilan adalah esensi pemerintahan yang sejati di mana semua suara, termasuk suara perempuan, harus didengar dan diwakili. “Number counts” mengacu pada pentingnya jumlah perempuan yang cukup dalam struktur politik untuk memastikan isu-isu terkait hak dan kewajiban perempuan lebih diperhatikan. Sedangkan “politics of presence” menekankan bahwa kehadiran perempuan dalam politik bukan hanya soal angka, tetapi juga bagaimana perempuan dapat menghadirkan perspektif unik yang mempengaruhi keputusan dan kebijakan publik.

Annisa menegaskan bahwa perempuan perlu terjun ke politik karena mereka membawa perspektif dan pengalaman berbeda yang penting dalam pengambilan keputusan inklusif dan representatif. “Ketika perempuan terlibat dalam politik, mereka dapat memperjuangkan hak-hak mereka dan berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih adil dan setara,” tegasnya.

Namun, Annisa mengakui masih banyak hambatan yang menyebabkan perempuan tertinggal dalam politik, termasuk tradisi patrilineal, stereotipe gender, kurangnya akses ke sumber daya politik dan ekonomi, serta hambatan struktural dalam sistem politik elektoral. Pendidikan dan kesadaran rendah tentang pentingnya partisipasi politik perempuan juga menjadi hambatan signifikan.

Annisa mengajak peserta seminar untuk terus membuka kesadaran masyarakat, terutama kaum perempuan, untuk “Take a Side dan Take a Seat.” Menurutnya, perempuan harus berani mengambil posisi dan bagian dalam pengambilan keputusan politik. “Dengan mengambil sikap dan posisi dalam politik, perempuan dapat memastikan mereka memiliki peran signifikan dalam membentuk kebijakan publik,” tutur Annisa.

Annisa juga menambahkan bahwa sejumlah penelitian menunjukkan negara dengan tingkat keterwakilan perempuan yang tinggi dalam pemerintahan cenderung memiliki kebijakan progresif dan inklusif dalam pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. “Keterlibatan perempuan terbukti meningkatkan kualitas kebijakan publik dan mengarah pada pembangunan yang lebih adil dan berkelanjutan,” ujarnya.

Annisa berharap semua peserta seminar dapat bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik, di mana perempuan dan laki-laki berdiri sejajar, bekerja sama untuk kesejahteraan bangsa. Ia juga mengajak kader Perempuan Demokrat untuk terus bersemangat dan berkontribusi dalam pemenangan Pilkada di daerah masing-masing serta mempersiapkan kader-kader perempuan terbaik untuk pemilihan kepala daerah mendatang.

Seminar ini dihadiri oleh ratusan peserta dari anggota PDRI di seluruh Indonesia serta tokoh-tokoh seperti Ketua Umum PMRI Sri Sumaryanti Budhisantoso, Ketua Umum PDRI Vitri C. Mallarangeng, Ketua BURT DPR RI Agung Budi Santoso, Wakil Ketua MPR Syarief Hasan, dan Bendahara Fraksi Partai Demokrat Lasmi Indaryani.

 

Related posts

Leave a Reply