JAKARTA, Indonesia berhasil mencatatkan pencapaian ekonomi yang membanggakan dengan menempati peringkat ke-8 dunia berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP). Pencapaian ini menunjukkan peningkatan daya beli masyarakat Indonesia yang terus berkembang, meskipun tantangan ekonomi global masih menjadi perhatian utama.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa posisi Indonesia yang kini berada di atas negara-negara maju seperti Italia dan Prancis merupakan suatu pencapaian yang signifikan. “Dari segi PPP, Indonesia sudah masuk di angka 8, itu lebih tinggi dari Italia, Prancis, dan ini suatu capaian yang baik,” ujar Airlangga dalam Konferensi Pers di Jakarta, Jumat (31/1).
PPP merupakan metode perbandingan ekonomi yang mengukur daya beli riil suatu negara dengan menyesuaikan perbedaan harga barang dan jasa di negara tersebut. Dengan posisi ini, Indonesia menunjukkan bahwa daya beli masyarakatnya terus meningkat.
Meskipun demikian, Airlangga juga menegaskan bahwa tantangan ekonomi global masih harus diwaspadai. Ekonomi global diproyeksikan hanya tumbuh sebesar 3,2% pada 2025, lebih rendah dari rata-rata historis. Beberapa faktor seperti volatilitas harga komoditas, suku bunga tinggi, kebijakan perdagangan proteksionis, serta perubahan iklim diprediksi dapat memengaruhi perekonomian nasional.
Untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, pemerintah berkomitmen untuk menjaga tingkat inflasi di kisaran 2,5% ± 1% agar daya beli masyarakat tetap terjaga dan pertumbuhan ekonomi Indonesia terus berlanjut.
Dengan pencapaian ini, Indonesia menunjukkan ketangguhan ekonomi yang dapat bertahan di tengah tantangan global yang tidak mudah.