AFTECH ungkap tantangan digitalisasi bagi UMKM

JAKARTA, Wakil Departemen Edukasi dan Literasi Keuangan Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH) Andriani Linott menjelaskan sejumlah tantangan untuk mempercepat digitalisasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia, yakni masih adanya jarak (gap) antara para pelaku UMKM dengan para pendukung lainnya seperti pembiayaan dan kredit modal, serta perlunya literasi keuangan.

“Untuk itu, kami bertindak proaktif untuk menjembatani real pasar kita dan level atas di pemangku kebijakan serta asosiasi,” ujar Andriani dalam sebuah seminar daring, Selasa.

Literasi keuangan juga menjadi tantangan, menurut Andriani. Melalui data yang dikutip dari laporan bertajuk “Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan” dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2019, yang ia paparkan, indeks literasi keuangan tahun 2019 telah mencapai 38,03 persen.

“Angka ini meningkat dibandingkan survei yang sama di tahun 2018 sebesar 29,7 persen. Hanya saja, memang masih diperlukan edukasi lebih lanjut agar penggunaan layanan (keuangan digital) bisa lebih bermanfaat bagi masyarakat,” kata Andriani.

Di masa pandemi COVID-19 sendiri, Andriani mengatakan sistem pembayaran dengan layanan fintech cenderung meningkat, dan membantu individu serta UMKM dalam melaksanakan transaksi.

Jumlah transaksi uang elektronik mencapai puncaknya pada awal-awal pandemi di bulan April 2020 dengan kurang lebih 400 juta. Angka ini sempat menurun, namun cenderung stabil hingga akhir 2020. Pun dengan jumlah transaksi dengan menggunakan kartu debit dan ATM.

Andriani melanjutkan, penyedia layanan fintech di Indonesia juga terus menyediakan akses pendanaan bagi UMKM dan konsumen individual. “Jumlah total penyaluran pinjaman terus meningkat. Pada bulan Desember 2020, jumlah tersebut mencapai Rp155,9 triliun. Mayoritas peminjam berasal dari Pulau Jawa,” kata dia.

Lebih lanjut, penyelenggara fintech juga menerapkan berbagai inisiatif untuk membantu masyarakat semasa pandemi. Di antaranya digital signature yang telah mendukung aplikasi kartu kredit online untuk lebih dari 50 ribu konsumen, memfasilitasi 5 juta warung dalam penjualan produk secara daring, hingga fakta bahwa 550 ribu dari 600 ribu pedagang e-wallet merupakan UMKM.

Di sisi lain, laporan dari KoinWorks bertajuk “Digital SME Confidence Index 1st Half of 2021” mencatat bahwa oada awal tahun 2021, bisnis UMKM mengalami peningkatan dibandingkan dengan penjualan di semester 2 tahun 2020 yang turun 33,2 persen.

Digitalisasi sangat penting untuk memfasilitasi akses keuangan, pasar, dan tren pola konsumsi masyarakat ke digital.

Sebanyak 20 persen bisnis telah mengalihkan saluran penjualan mereka dari offline ke online selama pandemi dan 89 persen bisnis menggunakan saluran online untuk menjual produk/layanan mereka.

Related posts

Leave a Reply