5 Perilaku yang Tanpa Disadari Dapat Merusak Kepercayaan Diri Anak

Foto: www.freepik.com

JAKARTA, Kepercayaan diri adalah kunci penting bagi perkembangan emosional dan sosial anak. Kepercayaan ini memungkinkan mereka untuk menghadapi tantangan, mengambil risiko, dan percaya pada kemampuan diri mereka. Namun, tanpa disadari, ada beberapa perilaku yang dapat mengikis kepercayaan diri anak, yang sering kali dilakukan oleh orang tua dengan niat baik. Berikut adalah lima perilaku yang bisa merusak kepercayaan diri anak dan cara menghindarinya, seperti yang disarikan dari Times of India.

1. Luka Tak Terlihat dari Kritik yang Terus-Menerus

Meskipun kritik membangun diperlukan untuk membantu anak belajar, kritik yang terus-menerus dengan nada kasar dapat meninggalkan bekas luka emosional yang tak terlihat. Kritik yang berlebihan dapat membuat anak merasa tidak mampu dan meragukan dirinya sendiri.

Read More

Solusi: Fokuslah pada umpan balik yang membangun. Alih-alih mengatakan, “Kamu selalu membuat berantakan,” cobalah dengan kalimat yang lebih positif seperti, “Ayo kita cari cara untuk merapikannya lain kali.” Ini membantu anak belajar tanpa merasa dihina.

2. Membandingkan Anak dengan Orang Lain

Pernyataan seperti, “Mengapa kamu tidak bisa seperti saudaramu?” dapat membuat anak merasa tidak cukup baik. Perbandingan sering kali menyebabkan anak merasa kurang mampu dan dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman terhadap orang yang dibandingkan.

Solusi: Alihkan fokus pada kekuatan dan kelebihan unik anak Anda. Gantilah perbandingan dengan pujian yang lebih personal, seperti, “Saya suka betapa kreatifnya idemu!” Ini akan membuat anak merasa dihargai atas keunikan mereka.

3. Perlindungan yang Berlebihan

Terkadang, orang tua ingin melindungi anak-anak mereka dari kegagalan atau kekecewaan. Namun, perlindungan yang berlebihan justru dapat menghambat perkembangan kepercayaan diri anak. Anak-anak yang terlalu dilindungi mungkin merasa tidak mampu menghadapi tantangan sendiri.

Solusi: Biarkan anak-anak mengatasi masalah kecil mereka sendiri. Mulailah dengan memberikan tugas yang sederhana seperti mengemas tas sekolah atau menyelesaikan konflik kecil dengan teman. Ini akan membantu mereka merasa lebih mandiri dan percaya diri.

4. Mengabaikan Prestasi Anak

Anak-anak membutuhkan pengakuan atas usaha dan prestasi mereka, baik yang besar maupun kecil. Tidak mengakui pencapaian mereka dapat membuat mereka merasa tidak dihargai dan meragukan nilai usaha mereka.

Solusi: Rayakan pencapaian mereka, bahkan yang kecil sekalipun. Kata-kata sederhana seperti, “Aku bangga padamu karena sudah mencoba!” dapat memberikan dorongan yang besar bagi anak dalam membangun kepercayaan diri mereka.

5. Memberi Label Negatif

Memberi label negatif pada anak, seperti “malas,” “pemalu,” atau “canggung,” meskipun sering kali tidak dimaksudkan untuk merendahkan, dapat merusak citra diri mereka. Anak-anak mungkin akan menginternalisasi label tersebut dan mulai mempercayai bahwa itulah yang mendefinisikan mereka.

Solusi: Fokuslah pada perilaku, bukan sifat. Alih-alih mengatakan, “Kamu malas sekali,” cobalah dengan kalimat seperti, “Ayo kita berusaha lebih proaktif dalam mengerjakan tugas-tugasmu.” Ini memberikan ruang bagi anak untuk berkembang tanpa merasa terbebani oleh label negatif.

Related posts

Leave a Reply