Ini Penyebab Harga Telur Melonjak hingga 15% di Seluruh Dunia

JAKARTA, Fenomena yang disebut dengan istilah ‘eggflation’ sedang melanda pasar telur global, menyebabkan harga telur mengalami lonjakan signifikan hingga 15%. Kenaikan harga ini berdampak langsung pada produk makanan yang mengandung telur, seperti kue kering dan makanan olahan lainnya, yang kini mencapai harga tertinggi sepanjang sejarah.

Menurut laporan Love Money yang dirilis pada Senin (24/3/2025), fenomena ‘eggflation’ dipicu oleh beberapa faktor, termasuk wabah flu burung yang meningkatkan biaya produksi telur. Di sisi lain, sejumlah negara juga mengalami krisis telur yang parah, memperburuk kondisi ini.

Di Indonesia, harga telur saat ini tercatat mencapai US$1,56 atau sekitar Rp25.865 (dengan kurs Rp16.578/US$) per kilogram, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh situs web biaya hidup, Numbeo, pada 19 Maret 2025. Menurut Numbeo, Indonesia memiliki konsumsi telur per kapita yang sangat tinggi, menjadikannya salah satu negara dengan permintaan telur terbesar di dunia. Meskipun Indonesia merupakan produsen telur terbesar ketiga di dunia, tingginya permintaan domestik tetap menjadi tantangan dalam menjaga kestabilan harga.

Namun, meskipun Indonesia merupakan salah satu produsen telur terbesar, wabah flu burung H5 yang terjadi tahun lalu telah menekan harga telur. Dalam kejadian tersebut, flu burung membunuh lebih dari 1,88 juta unggas di Jawa dan Bali, yang berimbas pada produksi telur.

Berikut adalah daftar harga telur di beberapa negara pada Maret 2025, yang menunjukkan perbedaan signifikan di seluruh dunia: